Kamis Sore Tadi
aku lalu berjalan ke perpustakaan seperti hari-hari sebelum-sebelumnya. hai, kataku seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
hai, jawabmu mengantuk seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
hehe, timpalku seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
bahkan sejak belum masuk pintu museum, aku sudah menjelaskan mengawang-awang tentang sejarah dengan secuil pengetahuanku yang kutimpal dan tambal dengan potongan-potongan sejarah lain di tahun terkait. kamu mengangguk, kadang melongo. aku masih meneruskan.
beberapa kali satu-dua orang yang berjaga lewat. membuat aku kehilangan mulut untuk melanjutkan kisah yang kurangkai itu. aku malu. dan takut. kalau nanti malah dikira menyebarkan sejarah baru yang palsu dan dituduh menjadi penyusup yang menyebarkan propaganda sehingga aku ditangkap dan dipenjara lalu—
ya begitulah. kegiatan melihat replika dan membaca teks di samping diorama sudah kita lalui. “di ruang sana,” kataku, “kita bisa berfoto lalu menyudahi tur ini, keluar.” kamu mengeratkan pegangan di lingkar lenganku lantas menggeleng. aku tertawa.
kita berdua lalu berjalan ke halte seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
duluan ya, kataku seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
jangan, jawabmu cemberut seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
hehe, timpalku seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
asal kamu tahu, ini hari terakhir. tidak lagi seperti hari-hari sebelum-sebelumnya. kemudian kita tidak lagi kita, tidak lagi bisa bertemu.
kamu tersenyum. aku pergi.
hai, jawabmu mengantuk seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
hehe, timpalku seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
bahkan sejak belum masuk pintu museum, aku sudah menjelaskan mengawang-awang tentang sejarah dengan secuil pengetahuanku yang kutimpal dan tambal dengan potongan-potongan sejarah lain di tahun terkait. kamu mengangguk, kadang melongo. aku masih meneruskan.
beberapa kali satu-dua orang yang berjaga lewat. membuat aku kehilangan mulut untuk melanjutkan kisah yang kurangkai itu. aku malu. dan takut. kalau nanti malah dikira menyebarkan sejarah baru yang palsu dan dituduh menjadi penyusup yang menyebarkan propaganda sehingga aku ditangkap dan dipenjara lalu—
ya begitulah. kegiatan melihat replika dan membaca teks di samping diorama sudah kita lalui. “di ruang sana,” kataku, “kita bisa berfoto lalu menyudahi tur ini, keluar.” kamu mengeratkan pegangan di lingkar lenganku lantas menggeleng. aku tertawa.
kita berdua lalu berjalan ke halte seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
duluan ya, kataku seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
jangan, jawabmu cemberut seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
hehe, timpalku seperti hari-hari sebelum-sebelumnya.
asal kamu tahu, ini hari terakhir. tidak lagi seperti hari-hari sebelum-sebelumnya. kemudian kita tidak lagi kita, tidak lagi bisa bertemu.
kamu tersenyum. aku pergi.
Komentar
Posting Komentar