Belajar Nulis di Kemah Sastra: Workshop Penulisan “Daulat Sastra Jogja” 2023
Dalam lautan penuh kata dan makna yang tak pernah ada habisnya, kami, para pencinta sastra, menyelam ke dalamnya, dalam Temu Karya Sastra “Daulat Sastra Jogja” 2023, sebuah perhelatan sastra yang memancarkan semangat dan keindahan sastra Jogja, yang diadakan dengan tujuan menegaskan kedaulatan sastra sebagai bagian penting pembangun kehidupan mental spiritual manusia.
Dinas Kebudayaan DIY, dalam mewujudkan kedaulatan sastra tersebut, mengadakan Temu Karya Sastra dengan rangkaian: workshop penulisan, lomba, pameran, pentas, dan penerbitan antologi buku sastra.
Pilihan saya untuk ikut serta dalam Kemah Sastra ini timbul dari hasrat berurat berakar untuk memperluas wawasan tentang sastra; bertemu dengan individu-individu dari komunitas lain yang memiliki minat sama; menemukan inspirasi baru untuk mengejar cinta pada kepenulisan, yang nanti ilmu-ilmu yang saya dapatkan akan saya bagikan sepulangnya kembali ke komunitas dan lingkungan saya.
Kemah Sastra: Workshop Penulisan ini berlangsung selama empat hari, dari tanggal 3 hingga 6 Oktober 2023 di Griya Persada Convention Hotel & Resort Kaliurang dengan dinarasumberi oleh Mutia Sukma dan Wahyana Giri Mc di kelas puisi; Ruwi Meita dan Ken Terate di kelas cerpen; Ikun Sri Kuncoro dan Naomi Srikandi di kelas naskah lakon.
Selama Kemah Sastra, peserta memiliki kesempatan untuk mengikuti pelbagai kegiatan yang intensif. Ini termasuk seminar materi konsep karya, materi penulisan karya, kelas motivasi karya sastra, mentoring kelompok, dan review karya peserta. Ada pun Makrab Api Sastra, yaitu sesi di mana kami disilakan untuk menunjukkan apa yang telah kita pelajari selama Kemah Sastra sebelumnya.
Saat pertama kali memasuki lokasi acara, saya merasa sangat gugup. Namun, degup itu segera berubah menjadi decak kagum karena semangat dari para para panitia dan narasumber yang menyambut kami, para peserta. Setiap peserta—tak terkecuali saya—terlihat antusias dan siap menghirup dan meresapi setiap ilmu yang akan dirambatkan para narasumber melalui N2O2ArCO2 pagi menjelang siang itu.
Saya juga sudah mencoba menjalin hubungan dengan sesama peserta. Selama workshop, saya memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan para peserta yang bersemangat untuk belajar dan berbagi ilmu. Kami berasal dari latar belakang yang beragam, tetapi satu yang mengikat kami adalah cinta kami pada sastra. Diskusi yang serius dan diselingi cerita pribadi yang santai membuat kita merasa seperti satu keluarga dengan tuju yang sama.
Workshop ini memenuhi harapan saya dengan materi pelatihan yang sangat beragam dan bermanfaat. Mbak Ruwi dan Mbak Ken berbagi wawasannya tentang cara menangkap ide cerita, teknik penulisan struktur cerita, pengembangan karakter, juga bahkan pandangan pribadi mereka tentang sastra. Salah satu materi yang paling saya ingat adalah ketika Mbak Ruwi berbicara tentang pentingnya paragraf pertama yang dapat membuat pembaca mau menyelesaikan novel yang beratus halaman. Saya menjadi lebih sadar akan elemen-elemen yang harus dipertimbangkan dalam setiap kata yang saya tulis.
Pengalaman ini telah memengaruhi saya menjadi lebih percaya diri dalam mengejar karier menulis saya. Diskusi antarpeserta juga telah mengajarkan untuk membuka diri terhadap kritik dan penilaian, dan saya menyadari bahwa pembelajaran adalah proses yang berkelanjutan. Dalam itu, kita perlu terus berkembang dan belajar dari orang lain. Pelajaran utama yang saya dapatkan dari workshop ini adalah pentingnya dedikasi dan ketekunan dalam mengejar impian kita.
Bagi siapa pun yang memiliki minat pada sastra, saya sangat merekomendasikan untuk mengikuti workshop seperti Temu Karya Sastra: Daulat Sastra Jogja ini tahun depan. Karena acara seperti ini adalah kesempatan langka untuk belajar dari para ahli dan dengan komunitas-komunitas sastra yang luar biasa. Untuk memaksimalkan manfaat dari workshop ini, saya menyarankan untuk memperbanyak bacaan karya sastra, aktif berpartisipasi dalam semua kegiatan, dan bertanya kepada narasumber.
Kemah Sastra: Workshop Penulisan Temu Karya Sastra “Daulat Sastra Jogja” 2023 telah menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi saya. Acara ini memenuhi bahkan melebihi harapan saya. Saya merasa lebih terhubung dengan sastra, lebih percaya diri dalam mengekspresikan diri melalui tulisan, dan lebih siap untuk berkontribusi dalam komunitas sastra. Terima kasih kepada penyelenggara acara, narasumber, dan teman-teman peserta yang telah membuat pengalaman ini begitu berharga. Sastra adalah cahaya yang tak pernah padam, dan saya berharap cinta kita pada sastra akan terus menyala dengan semangat yang lebih besar setelah workshop ini.
Komentar
Posting Komentar